Lingkup Dukung

Share ke Sosmed

Agak susah cari bahasa indonesia dari Support System. Mungkin yang tau bisa komen.

Semua catatan dibawah ini adalah opini pribadi, tidak ada ambil dari data manapun, dan murni riset pribadi.

Tau perbedaan keluarga sukses, baik kakak maupun adiknya pun sukses dengan keluarga yang tidak? sukses disini dalam meraih sesuatu ya, tidak harus materi.

Bedanya di lingkup dukung. Suatu hari saat S2 dulu, dosen bercerita. Jika keturunan Tionghoa itu kebanyakan bisa berhasil secara materi itu karena mereka saling mendukung sesama keluarganya. Mulai dari hal yang kecil. Mengucapkan semangat, mengucapkan congratulation, salute dan sejenisnya. Hingga ke hal besar. Saling bantu secara finansial, saling mengingatkan.

Hal hal semacam ini bukan langsung asal jadi. Bukan langsung asal bisa plek, aku dukung kamu, oo tidak. Ini harus dicontohkan dari orangtua dulu ke anaknya. Sedikit demi sedikit, anak meniru orang tua. Orang tua yang supportive akan ditiru anak masuk ke bawah alam sadarnya. “Oh ini toh cara bergaul sesama keluarga”, “Oh begini nih seharusnya dengan keluarga” .

Supportive disini bukan hanya dari materi saja. Anggap hal materi sudah cukup dan sudah memaklumi. Supportive lebih ke bagaimana peran anggota keluarga bertindak, bertutur, berucap dan gerak tubuh ikut berirama saling mendukung untuk pencapaian masing masing anggota keluarga.

Jadi ketika “Kepala” dalam keluarga sudah masuk dalam Supportive, maka dengan mudah anggota keluarga pasti bisa mengikuti. Dalam kehidupan keseharian akan mudah saling mendukung dan ini menjadi kebiasaan, kebiasaan menjadi sifat. Sifat menjadi budaya hingga mendarah daging.

Lalu kenapa ada yang terlihatnya Supportive tapi masih biasa-biasa saja? Karena tidak Full Force! Dalam artian hanya sebagian anggota keluarga saja yang memiliki peran dan sifat mendukung, yang tidak di nahkodai anggota keluarga lainnya. Sehingga lingkup pendukung ini hanya bersifat sampingan, remeh temeh, formalitas, bukan sebagai keharusan.

Apa yang melatar belakangi tulisan ini? sudah jelas pengalaman pribadi. Konflk batin pada diri dan family. Jadi dari pada bring the war , saya memilih mengalah kali ini dan menuliskannya disini. Jika suatu saat nanti saya sebagai kepala keluarga tidak bersifat Supportive, maka tulisan ini adalah tamparan bagi saya kelak.

Ingat kawan, Steve Jobs dan Mark Zuck juga pakai kaos saat present produk! Jika sama dengan yang lain, apa bedanya kita? Untuk yang paham saja 🙂

Share ke Sosmed

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *